Bukan blogger semusim merupakan sebuah pernyataan diri. Tiga kata dalam sebuah kalimat yang mengandung penegasan makna. Statement yang berani dan membutuhkan pengaplikasian dengan tindakan nyata. Kali ini saya ingin mengupas hal tersebut dengan budaya literasi yang semakin meningkat dengan adanya blog. Karena dalam aktivitas kita di blog, ada proses literasi yang mempunyai pengaruh kuat untuk mengembangkan potensi diri.
Blog dan Budaya Literasi
Perkembangan internet dan semua jejaring sosial yang ada di dalamnya semakin pesat. Hal tersebut memungkinkan budaya literasi (melek aksara : budaya baca tulis) semakin berkembang. Literasi sudah bisa dijamah dengan ramah, tak melulu pada buku teori dan penulisan jurnal ilmiah untuk menggapainya. Penebangan hutan dengan alih alih sebagai bahan pembuatan kertas, semakin mengetuk semua orang untuk beralih pada media digital yang memungkinkan semuanya bisa dibaca lewat online. Meskipun belum seberapa antusias seperti halnya membaca buku cetak, setidaknya hal tersebut merupakan terobosan yang luar biasa.
Literasi semakin dekat dengan semua kalangan karena adanya blog. Semua orang bisa ‘menulis dan membaca’ lewat blog. Dalam hal ini, melek aksara adalah sebuah pencapaian pemaknaan atas apa yang kita baca dan tuliskan agar bermanfaat bagi orang lain. Blog mampu memenuhi semua kebutuhan kita yang haus akan dunia literasi. Ngeblog merupakan aktivitas yang berbanding lurus dengan dunia literasi.
Permasalahan Pengembangan Literasi Dalam Dunia Blog
Bicara tentang budaya literasi, disini saya menggambarkannya dengan kebiasaan kita melakukannya lewat blog. Karena dalam ngeblog, ada proses membaca dan menulis yang dilakukan secara seimbang. Dalam pengembangan budaya literasi lewat media blog banyak problem yang kadang sangat membatasi keberlangsungannya. Masalah yang paling sering ditemui adalah banyaknya aktivitas sehingga membuat berkurangnya waktu untuk ngeblog. Terkadang, banyak sesuatu yang kita endapkan dan butuh untuk dimuntahkan – namun karena keterbatasan waktu membuat semuanya menjadi terhalang.
Lingkungan yang tidak mendukung juga bisa jadi penghambat dalam dunia ngeblog. Banyak yang menganggap bahwa ngeblog merupakan sebuah pekerjaan yang sia sia dan tak menghasilkan apa apa. Hal tersebut sangat mempengaruhi aktivitas ngeblog. Sudut pandang tentang materi masih mendominasi sebagian orang. Semua usaha yang kita lakukan harus menghasilkan materi. Padahal secara kenyataannya tak seperti itu. Kita juga membutuhkan asupan gizi berupa informasi. Dalam ngeblog kita bisa juga meraih keduanya. Dengan berpartisipasi dalam sebuah kontes penulisan, bisa membuka peluang untuk menang dan mendapatkan hadiah. Selain itu juga untuk mengasah kepekaan kita dalam menulis.
Masalah lain yang tak kalah kerennya adalah fasilitas yang kurang ramah. Seringkali saya menemukan beberapa keluhan dari para blogger adalah koneksi yang lambat. Ini juga sangat mempengaruhi dalam ngeblog. Ketika sedang semangat semangatnya ngeblog, ternyata koneksi tidak mendukung. Ini akan merubah mood kita 180 derajat. Saya sering mengalaminya, dan itu seperti sebuah rasa putus asa yang luar biasa. Gairah untuk menulis dan blogwalking pun akan menurun drastis.
Dan dari semua masalah itu, yang paling krusial adalah kurangnya minat untuk mengembangkan budaya literasi lewat blog. Ngeblog masih merupakan sesuatu yang asing bagi beberapa golongan masyarakat. Ini dikarenakan, internet oleh sebagian kalangan masih dipandang sebagai media yang tabu. Hal inilah yang harus diperangi terlebih dahulu. Bahwa internet bukanlah melulu tentang pornografi, tapi juga mempunyai peran yang penting. Setidaknya untuk mengembangkan budaya ‘baca dan tulis’ di kalangan masyarakat.
Bukan Bloger Semusim : Menyeimbangkan Membaca dan Menulis
Bukan blogger semusim bisa jadi statement yang menakutkan dalam proses literasi bila kita tak memahaminya dengan bijak. Pernyataan tersebut berbanding lurus dengan kewajiban kita untuk terus mengupdate blog (posting tulisan) setiap sa’at. Bagi saya, proses literasi membutuhkan pengendapan untuk mematangkan apa yang sudah kita telan – dari apa yang kita lihat, dengar dan rasakan setiap detiknya. Apabila semua itu dimuntahkan begitu saja tanpa ada pengendapan, hasilnya adalah sebuah keterpaksaan proses. Seperti halnya buah karbitan, hasilnya tak akan seperti yang matang di pohon. Ini mengingatkan bahwa budaya instan sudah masuk kesemua lini kehidupan kita.
Menulis tanpa proses membaca merupakan hal yang mustahil. Bagi saya, kebutuhan untuk menulis harus diimbangi dengan asupan gizi berupa membaca. Dua hal yang saling berjabat erat dan tak bisa ditinggalkan salah satunya, harus seiring sejalan. Begitu juga dalam dunia blog, selain menulis – kebutuhan membaca merupakan prioritas khusus. Tak hanya sekedar karena ingin blog kita dikunjungi balik, membaca merupakan sebuah asupan pengalaman yang terdiri atas informasi dan petikan kenangan yang akan kita cerna dalam otak. Tak dapat dipungkiri bahwa seringkali ketika membaca, menemukan beberapa tulisan yang relevan dengan apa yang pernah kita alami. Akhirnya sesuatu yang mengendap lama itupun muncul ke permukaan otak dan siap untuk kita tuliskan. Saya yakin kita semua pernah mengalaminya, seringkali apa yang telah terpendam lama bisa dimunculkan hanya karena membaca tulisan orang lain.
Blog bagi saya merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi setiap sa’at. Ada dua proses yang saling terikat satu sama lain, menyembuhan bila salah satunya sakit. Apabila mengalami titik jenuh dalam menulis (ditandai dengan blank dan tidak ada ide), saya akan menyembuhkan kejenuhannya dengan membaca. Begitu pula sebaliknya.
Bukan blogger semusim bagi saya adalah sebuah identitas diri dan konsistensi. Hal tersebuat akan terwujud bila kita menyeimbangkan dua komponen pentingnya. Kita tidak dapat menutup mata tentang semua informasi yang bermunculan setiap detiknya. Bagi saya, prosesnya tak harus menulis setiap sa’at. Tapi juga harus dibarengi dengan membaca. (Menjadi) bukan blogger semusim bagi saya bukan harus posting tulisan setiap sa’at. Tapi, bagaimana caranya kita menyeimbangkan dua aktivitas di dalamnya : membaca dan menulis. Dengan ngeblog kita bisa mengembangkan diri lewat budaya literasi. jadi, jangan takut untuk ngeblog dan menjadi bukan blogger semusim.
*****
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Tiga Kata Bukan Blogger Semusim di BlogCamp.
Mar 06, 2012 @ 13:42:54
Saya telah membaca dengan seksama artikel sahabat.
Akan segera didaftar.
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam KOTAK.
Salam hangat dari Surabaya
Mar 07, 2012 @ 07:47:02
Alhamdulillah, terima kasih Dhe…
Mar 06, 2012 @ 13:58:08
keren mbak artikelnya…smoga sukses di kontesnya Pakdhe…
Mar 07, 2012 @ 07:48:54
Aminnn
makasih bnyk Mbak Nia…
Mar 06, 2012 @ 14:09:04
mbak priiit.. artikelnya niat bangeet ini.. kereen…
sukses ya mbakk
Mar 07, 2012 @ 07:50:47
hehehe..
ini lagi belajar nulis kayak beginian lagi
Makasih ya Mel..
Mar 06, 2012 @ 14:14:00
Tulisan yang berisi, sip mantap.
Seimbang untuk terhindar dari blogger semusim yookkk 🙂
Gudlak yaaa…
Mar 07, 2012 @ 07:53:03
Ayuk Mbak Cantik,heheheh
Makasih 🙂
Mar 06, 2012 @ 14:25:47
mbak literasi itu aapa ya mbak??
Mar 07, 2012 @ 07:55:37
Literasi itu semacam budaya membaca dan menulis. Dulu ini istilah ini akrab dengan buku buku teori dan penulisan jurnal ilmiah. Namun sekarang sudah mulai ramah, mengngat akses internet semakin mudah kita dapatkan. Pengembangan budaya literasi pun mulai menjamur lewat blog..
Mar 06, 2012 @ 15:09:07
tulisannya menjadi penyemangat untuk menulis lebih baik terus, dan rahasianya ada pada banyak “membaca” ya prit.
sukses di kontesnya yaa.
Mar 07, 2012 @ 07:58:16
Iyups Mbak, membaca dan menulis harus dilakukan secara seimbang biar nggak berat sebelah. Hehehe.. Makasih ya Mbak…
Mar 06, 2012 @ 15:54:23
Keren Mbak tulisannya.. menulis memang dibutuhkan asupan gizi biar gak salah informasi
Mar 07, 2012 @ 08:10:23
Yups, bener Mbak. Asupan gizi itu penting untuk memperkuat isi tulisan kita. Makasih ya Mbak
Mar 06, 2012 @ 17:15:23
menyeimbangkan membaca dan menulis… cocok sekali kata kata itu.. cukup powerfull….
Mar 07, 2012 @ 08:11:57
terima kasih banyak… 🙂
Mar 06, 2012 @ 19:31:51
Hari ini banyak sekali postingan bertema bukan blogger semusim, salah satunya adalah Mbak Prit…
Saya sendiri nggak ikut kontesnya BlogCamp ini karena alasan waktu.
Kebetulan disaat yang sama ada pekerjaan lain yg nggak bisa disambi buat nulis.
Akhirnya cuma bisa jadi penonton ditengah riuhnya peserta.
Semoga menang Mbak
Mar 07, 2012 @ 08:18:49
untungnya ini waktunya lebih lama Pak, jadinya saya bisa ikutan.
heheheheh..
Pak Mars sibuk mengajar kah? heheheh
Terima kasih Pak Mars..
Mar 06, 2012 @ 19:34:54
Andai aku bisa menyontek semangat menulismu:)
aku termasuk golongan blogger semusim tuh.
Goodluck, semoga menang.
Mar 07, 2012 @ 08:22:30
aku juga masih belajar Mbak,heheheh..
Makasih ya Mbak 🙂
Mar 06, 2012 @ 20:33:13
Bukan blogger semusim? seharusnya seperti ini, seperti mas Bro…pasangan selamanya.
Mar 07, 2012 @ 08:24:47
Amin.. Amin.. makasih Om Aldie…
Mar 06, 2012 @ 21:32:32
tulisan yang sangat detail dan terarah, semoga sukses dan menang di kontes ini ya Jeng
Mar 07, 2012 @ 08:25:56
Terima kasih banyak jeng,hehehe … 🙂
Mar 06, 2012 @ 21:55:33
Wah² isinya koyok skripsi ae Mbak, resmi yang penuh dengan isi hehehe,,,
Sukses yo Mbak Pritt semoga berjaya dan menang AMIN
Mar 07, 2012 @ 08:29:24
Aduh Kang, aku rodok trauma mendengar kata skripsi,heheheh..
Amin… makasih doa’anya…Yuk, kapan kita kopdaran maneh Kang?
Mar 07, 2012 @ 04:05:30
Hanya dalam beberapa jam saja bisa menghasilkan artikel di atas rata-rata, edun euy, keren 😉
6 jempol…*2lg minjem nih* qiqiqi…
Mar 07, 2012 @ 08:32:22
Ini nulisnya juga sambil lari lari Mbak,hehehe..
Makasih banyak ya Mbak 🙂
Mar 07, 2012 @ 09:22:04
Belajar dari mba akh.. buat selalu seimbang biar kaga jadi blogger musiman, hmm… klo nay udah punya suami masih boleh ngblog kaga ye 😀
Mar 07, 2012 @ 10:25:55
Aku juga masih belajar Nay, yuk kita belajar bareng,hehehe…
pasti masih boleh ngeblog dong ah..
kan suamiya blogger juga
*hah? siapa ya?hihihi*
Mkasih ya Nay… 🙂
Mar 07, 2012 @ 09:25:58
serasa membaca esai disebuah harian nasional, isinya manteb yang menggambarkan kemampuan Mbak Prit dalam mengembangkan ide. Saya perlu banyak belajar untuk itu dengan membaca (yang ini seringkali terbentur banyak hal) dan menuangkan ide dan sebaliknya.
Mar 07, 2012 @ 10:35:42
Aduh Pak Ies to, saya kira siapa.Hehehe
wah, namanya keren euy, Djangkies..
Ini saya juga belajar Pak,saya juga butuh banyak belajar dari Pak Ies..
Terima kasih banyak ya Pak Djangkies… 🙂
Mar 07, 2012 @ 11:20:35
Tulisannya mantabs Mbak. Dalam dan penuh pemikiran. Setuju sangat, blog akan meningkatkan literasi dalam masyarakat kita yg meriah dengan budaya mulut 🙂 Semoga sukses dengan kontesnya 🙂
Mar 11, 2012 @ 09:45:20
Iya Mbak, saya juga berharap demikian
semoga blog menjadi media yang paling ramah untuk membudayakan literasi semakin dekat dengat masyarakat ya Mbak 🙂
Mar 08, 2012 @ 06:37:56
Gak mudeng sama kata literasi 😛 hehe
iya bukan blogger semusim bukan berarti harus menulis setiap hari 🙂 yang penting konsisten tidak meninggalkan dunia blog
Mar 11, 2012 @ 09:48:47
Literasi ini semacam budaya membaca dan menulis Mbak
Iya, Mbak… Terlepas dari keinginan untuk mebudayakan literasi. Hal yang paling utama adalah konsisten dengan menjadi blogger. Bersiaplah untuk dibagi dan membagi. Terima kasih ya. Sukses selalu 🙂
Mar 08, 2012 @ 09:18:27
wah, kayaknya ini nih pemenangnya ….
mantaff dan keren tulisannya Prit 🙂
salam
Mar 11, 2012 @ 09:50:40
Terima kasih Bunda 🙂
Mar 08, 2012 @ 09:53:58
akhirnya nyampek sini lagi gara-gara mampir di kedainya mba nic,, supaya nggak kelupaan aku pasang di blog ya linknya:D
btw, saya suka dengan statmentanya Bukan Blogger Semusim berbanding lurus dengan kewajiban kita untuk terus mengupdate blog
Sukses GA nya ya mba :D..
eh panggil apa saya? api kecil githu?
salam Nunu dari Sidoarjo kota Lumpur 🙂
Mar 11, 2012 @ 10:03:58
Terima kasih banyak ya Mbak 🙂
Bagi sebagian orang, pengertian harus mengupdate blog itu diharuskan dalam waktu yang sering. Nmun yang lebih penting adalah konsisten.hehehe..
Salam hangt dari jember Mbak 🙂
Manggilnya terserah, apikecil gpp, prit juga gpp..
Mar 08, 2012 @ 09:56:36
Wah, bahasannya seriyus hehehehe…
Beda jurusan, beda pemahaman yah, Mbak Prit? Ini educatinal banget, eh, apa yah nyebutnya?
Mar 08, 2012 @ 09:59:33
educational maksute 🙂
Blogger dengan basic sastra tentunya akan membahas dengan literatur2 yang ada. Beda dengan blogger basic semaunya (nunjuk idung sendiri) nggak berpikir untuk mengendapkan tulisan dan tak berpikir tentang karya instan dan sebagainya. Tentunya, endapan yang dimaksud adalah sebuah karya cipta dalam hening seperti sastra yang sesungguhnya (iki opo tho?) 😀
Mar 11, 2012 @ 10:08:35
Hehehehhe..
sama saja sebenarnya Mbak
ada 100 orang menuliskan tentang Bukan Blogger Semusim
maka akan ada 100 tulisan yang berbeda pula..
terima kasih banyak Mbak Anaz… 🙂
Mar 08, 2012 @ 12:41:58
setuju sama anazkia..
tulisanya educational banget…
aku ingin terus menulis,, sampai nanti,,
sampai jemari ini tak mampu lagi bergerak
Mar 11, 2012 @ 10:11:53
Ah, benar benar tergetar aku membaca komenmu Mput.
Semoga aku juga bisa seperti itu. terus menulis sampai aku tak bisa lagi menulis … Makasih ya Mput…
Mar 08, 2012 @ 17:28:44
Sangat informatif, dan menggugah hati.
Mar 11, 2012 @ 10:12:32
Terima kasih… 🙂
Mar 09, 2012 @ 17:28:16
mantep … jadi inget kontes dulu yang saya adakah .. beberapa tentang blogging banyak diceritakan .. dan ini sangat lengkap .. dan tentunya Mbak Prit tidak masuk dalam kategori blogger semusim he he.
Trims 🙂
Mar 11, 2012 @ 10:13:54
Aminnn.. Semoga kita semua termasuk orang orang yang konsisten sebagai seorang blogger ya Kang… 🙂 terima kasih ya kang yayat 🙂
Mar 09, 2012 @ 22:36:10
Dari sini …
Saya dapat pemahaman istilah baru …
“Literasi”
Terima kasih Prit
Mar 11, 2012 @ 10:14:44
Sama Sama Om,
Terima Kasih juga… 🙂
Mar 10, 2012 @ 13:04:07
Nice posting sob. Kunjung balik ya.
Mar 11, 2012 @ 10:15:58
Terima Kasih … 🙂
Mar 11, 2012 @ 06:48:23
Prit,
Tulisanmu mengesankan…semoga menang ya.
Benar-benar ditulis oleh orang yang paham jurnalisme, bukan seperti tulisanku yang seperti bercerita.
Dan saya suka pendapatmu tentang budaya literasi….
Saya jadi ingat perkataan seseorang…Indonesia orangnya pandai-pandai, tapi jarang yang menulis (lebih sibuk kerja), apalagi yang menulisnya sampai ke jurnal internasional. Jadi pada akhirnya kepandaian, kebudayaan kita yang sangat beragam, orang2nya kurang dikenal orang luar.
Jadi memang benar, kita harus mendorong tumbuhnya budaya menulis, dari tulisan yang paling ringan sekalipun.
(Jadi malu…..saya menulis setelah pensiun….dan saat menularkan virus ngeblog pada para junior yang masih aktif..alasannya selalu sama: pengin sih bu, tapi nggak sempat)
Mar 11, 2012 @ 10:54:57
Terima kasih banyak apresiasinya Mbak.
Dalam hal literasi, masyarakat kita memang sangat kurang sekali
mereka terbiasa dengan budaya lisan yang memang dari dulu sudah kuat
seandainya banyak yang tau, bahwa budaya lisan akan semakin kuat dan otentik setelah dituliskan.
Semoga segala macam keragaman yang ada ini bisa kita suarakan lewat budaya literasi ya Mbak 🙂
Terima kasih Mbak 🙂
Mar 11, 2012 @ 09:45:53
pagi mbak, apa kabar? maaf ya baru bisa BW. good luck dgn kontesnya
Mar 11, 2012 @ 11:00:02
Selamat pagi juga Mbak..
Alhamdulillah kabar saya bahagia Mbak
Mbak lidya dan keluarga bagaimana?
Semoga sehat selalu ya Mbak… 🙂
Mar 12, 2012 @ 04:47:15
Sahabat tercinta,
Saya kabarkan bahwa anda menjadi salah satu pemenang Kontes Tiga Kata di BlogCamp.
Silahkan mengirimkan nama dan alamat lengkap kepada shohibul kontes untuk pengiriman tal asih.
Silahkan simak pengumumannya di BoogCamp.
Selamat.
Terima kasih, salam hangat dari Surabaya
Mar 13, 2012 @ 07:14:59
Alhamdulillah Pak De..
terima kasih banyak..
Muach..Muach…
Mar 12, 2012 @ 09:15:09
Wah kereeennn…
aku juga pengen banget belajar nulis ginian…ajarin dooonnggg dek 🙂
Mar 13, 2012 @ 07:20:00
Mbak Dev, apa kabar?hehehhe
sama Mbak, ini saya juga masih belajar. yuk belajar bareng Mbak,hehehhe
Mar 12, 2012 @ 15:13:52
nice 🙂
saya senang mengikuti postingan anda
postingan yang menarik .
salam kenal yya dan sempatkan mampir ke
website kami.
Mar 13, 2012 @ 07:48:34
Makasih 🙂
Mar 12, 2012 @ 15:29:02
i love ur post, keep share
mampir balik ke website kami yaa…
berbagi pada sesama dengan mengunjungi http://hapeduli.hajarabis.com/
Mar 13, 2012 @ 07:54:02
Thank You 🙂
Mar 12, 2012 @ 20:18:23
Wah3x bener-bener Prit ini seorang jurnalist. Bunda belum sampe deh kesana menilai Bukan Blogger Semusim kemudian dihubungkan dengan budaya literasi. Bunda hanya nge-blog buat mencatat apa yang tidak bisa bunda ingat. Pengupasan Prit tentang Bukan Blogger Semusin sungguh dalam kalo boleh bunda sebut pembahasan secara ilmiah, hehehehehe…. dan hebat. Bunda cuma menang di umur aja, hehehehehee lagi…..tapi tentang cara pengupasan seperti Prit itu tentang Bukan Blogger Semusim merupakan pengetahuan yang tinggi banget apalagi menghubungkannya dengan budaya literacy yang artinya sangat luas. Prit sayang, pengetahuan bunda belum sampai kesana, bunda jadi blogger “just for fun”. Selamat ya Prit, selayaknya Prit menjadi Juara dalam Kontes ini. Teriring salam buat anak onlineku Bro.
Mar 13, 2012 @ 08:12:00
Terima kasih Bunda. Ini saya juga masih belajar nulis kayak gini Bun. Hehehheh.. Sudah kusampaikan salamnya Bun.. Salam sayang selalu … 🙂