-Ini foto tahun 2008, di depan Rumah Jingga. Saya yang mana hayo?? :)-
Jika harus mengingat satu tempat yang penuh kenangan, ingatanku langsung terlontar pada sebuah ruangan dengan ukuran kurang lebih 7×4 meter persegi. Kaca jendela, pintu dan barang di dalamnya dipenuhi dengan aneka macam stiker. Warna dan tulisannya beragam. Secara umum, stiker-stiker tersebut menandakan waktu dan tempat sebuah acara. Cat temboknya berubah-ubah. Kadangkala berwarna hijau, putih, krem, jingga dan lain sebagainya. Rasanya semua warna sudah pernah dicoba, selain hitam tentu saja. Tapi bagiku, rumah ini tetap berwarna jingga. Aku menyebutnya, rumah jingga para pencinta. Dia adalah sekretariat pencinta alam SWAPENKA (Mahasiswa Pencinta ALam) Fakultas Sastra Unej.
-Nggak nemu gambaran ruangan yang detail, nemunya yang ini. Tuh, lihat cat temboknya, macem-macem kan? Hihihi-
Ya, semuanya yang ada di dalamnya adalah mereka yang sedang belajar untuk mencintai alam. Bukan pencinta alam, tapi tentu saja senantiasa untuk belajar mencintainya. Pencinta alam, bagi saya kata itu terlalu tinggi dan utopis. *Jangan dikeplak carier cagak ya Bulik Juri :P* Bukan mustahil, namun selalu diusahakan menuju ke arah sana. Di rumah jingga inilah kami bermain dan belajar bersama-sama. Bukan melulu pada ilmu-ilmu kepencintaalaman. Tapi, disinilah saya belajar tentang bagaimana cara menikmati hidup dengan sudut pandang yang berbeda. Disini pula kami belajar bahwa hidup yang seimbang adalah hidup yang humanis. Setara dengan alam dan sekitarnya.
Kalau pagi datang, di depan sekretariat yang rimbun terdengar cericit burung ramai membuyarkan mimpi. Belum lagi ocehan tetangga penghuni sekretariat sebelah yang sudah mulai semarak. Itu tandanya, jam kuliah sudah dimulai. Ada banyak kisah yang tercecer, bahkan di permukaaan loker yang berkarat dan penuh stiker. Ada kenangan yang menempel di deretan piala usang yang itu-itu saja. Terakhir nambah 2012 kemarin, waktu Rotan dan Sodhunk menang lomba nulis. Belum lagi ubin-ubin usang yang selalu menopang pijakan tubuh saya sewaktu tidur, duduk maupun berlari-lari kecil gak jelas. Hehe. Ada yang melekat pada payung merah dengan kursi beton yang melingkar di bawahnya. Tempat bagi semua yang ingin berbagi rasa. Curhat, nglamun atau sekedar ngopi-ngopi hore.Semuanya selalu indah untuk dikenang.
-Ini gambaran pepohinan rimbun di depan sekretariat. Foto diambil sewaktu pemberangkatan Diklatsar tahun 2013-
Pepohonan dan tamannya tertata sesuai mood para penghuninya. Kadang bagusss banget, tapi tak jarang juga berantakan. Begitu pula dengan halamannya. Kadang kotor bangeeet, kadang malah bersih banget. Kami memang menyerahkan semuanya pada alam. Biar saja daun-daun yang mengering itu luruh dan menyatu dengan alam menjadi pupuk.
Saat kawan-kawan pencinta alam fakultas lain sibuk dengan acara-acara ekstrim semacam naik gunung, panjat tebing, caving, orad dan semacamnya – kami masih tetap seperti apa yang dimulai oleh para pendahulu. Seperti namanya, Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam. Mempelajari konservasi dari sudut pandang keilmuan yang kami terima di Fakultas Sastra. Menulis. Ya, para pendahulu kami percaya bahwa dengan menulis kita pun bisa melakukan upaya pelstarian alam. Jadi jangan heran, tidak ada wall climbing yang tingginya menyentuh langit di sekitar rumah jingga kami. Bukan berarti kami menutup mata dengan bidang keilmuan yang lain. Karena kenyataannya semua ilmu kepencintaalaman itu pada akhirnya bermuara pada konservasi. Semuanya dipelajari untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Rumah jingga bagi saya adalah tempat bermain, belajar dan melawan. Bermain menikmati hidup. Belajar mengerti hidup yang setara dengan alam. Belajar berbagi dengan semua mahluk ciptaan Tuhan. Belajar ilmu-ilmu kepencintaalaman ala barat. Dijejali ilmu konservasi ala kepentingan kapitalisme. Kemudian melawannya dengan mempelajari aneka macam kearifan lokal yang sesugguhnya lebih adil bagi nusantara ini. Disinilah kami mengenyam semuanya. Di sebuah tempat yang tak kan pernah terlupakan, rumah jingga. Meskipun mengalami perbaikan diberbagai sisi, sampai menghilangkan kolam ulang tahun kami –rumah jingga– masihlah menjadi tempat untuk mengenang semuanya. Tempat pulang yang paling nyaman. Lekat dan erat.
-Salam dari kami, dari rumah jingga. Rumah bagi para pencinta :)-
Ada benci, suka, duka, cinta, luka. Semuanya pernah tumpah ruah mewarnai rumah jingga dengan kadar yang tak bisa di-angka-kan.Jangan ditanya ada berapa banyak kenangan yang menempel di setiap ruangannya. Sampai detik saya menuliskan kisah ini, semuanya mengalir deras dan membuat kotak memori meletup-letup. Kenangan. Semanis dan sepahit apapun rasanya, selalu menarik untuk diceritakan.
Mei 17, 2014 @ 00:22:38
kenapa yaaa… semua sekre mapala di kampus tuh begitu bentuknya. bangunan reyot rada kumuh yang penuh stiker dan tempelan embuh apa. wkwkwkwk
Aku paling anti main ke sekre anak2 mapala di kampus. Selain bukan anggota, juga karena ruangannya mirip kamp perang muahahaha *dibekep buff beracun*
Mei 17, 2014 @ 00:43:12
Konon katanya, stiker itu adalah sebagai pengingat ketika kita berpartisipasi dalam sebuah acara. Yg jelas, stiker merupakan penyimpan kesan yang baik, hihihi. Kan udah ditulis tuh, sesuai mood penghuninya. Kadang bersih banget kadang kotor, hahahah…
Mei 17, 2014 @ 00:27:52
jadi inget klub pencinta alam di kampusku, dulu pernah sekali apa dua kali gitu ngumpul sama anak2 pencinta alam π
Mei 17, 2014 @ 00:46:18
Seru ya Mbak, hehehe
Mei 17, 2014 @ 05:09:11
sering diklat jadi sering ke hutan ya, mba. hehe
Mei 17, 2014 @ 05:45:37
mantaaap nih pecinta kita yang satu ini….dan udah kebayang kenangan yang banyak di sana..termasuk ketemu si abang sepertinya hehehe…salam kangeen buat makpit…
Mei 17, 2014 @ 08:55:28
Adem banget sekretnya
Mei 17, 2014 @ 12:34:44
seru gabung sama anak mapala.. ada aja kejadian yang gak bisa di lupain.. π
Mei 18, 2014 @ 11:49:44
Salah satu ruang yang tak pernah sepi ya ruangnya para pecinta alam ya, Mba.
Suka dg kekompakannya. π
Mei 18, 2014 @ 12:02:45
jadi semua stiker di tempel disana untuk pengingat ya
[Update Peserta] A Place to Remember Giveaway | Nurul NOE
Mei 21, 2014 @ 19:42:09
Mei 21, 2014 @ 19:54:18
pingin motret di rumah Jingga nich
Mei 22, 2014 @ 08:50:05
Maaaak….bersedia melanjutkan tongkat estafet LiebsterAward yaaa…tq
π
http://www.putrimadona.com/2014/05/liebster-award-dariku-untuk-mu.html
Mei 22, 2014 @ 13:30:09
Jadi ingat waktu kuliah suka jalan2 ke alam walau ga ikut organisasi alam kaya gini..
Mak, ada award dari saya, silahkan dicek ya.. http://buahhatiayahbunda.blogspot.com/2014/05/the-liebster-award-dari-saya-untuk-kamu.html
Mei 26, 2014 @ 09:57:41
adakah cinlok di sekret??
mbak..itu yg di rangkul beneran bang korep bukan????
kepo modeon
Mei 26, 2014 @ 22:01:17
oooo…sekretariat pencinta alam ya? hmmm…saya kurang paham tuh π
Terima kasih telah berpartisipasi pada GA ini, good luck.
Mei 28, 2014 @ 03:41:20
Jurinya kek datar banget komennya -_- :p
Mei 28, 2014 @ 19:42:44
Muahaha… jurinya datar? salah tuuh… yang betul adalah.. eum jurinya bengkak! #eh
makasih udah ikut GA ku yaaaa muach muach
Mei 28, 2014 @ 21:45:48
tiap baca tentang pecinta alam ini rasanya kepingin banget jalan2 ke sana π¦
Mei 31, 2014 @ 10:31:23
memang akan menjadi kenangan tersendiri jika mempunyai sepenggal cerita menarik!!
Mei 31, 2014 @ 14:26:38
Rumah jingga yang sungguh luar biasa
sungguh.
[Update Pemenang] A Place to Remember Giveaway | Nurul NOE
Jun 01, 2014 @ 22:28:26
Jun 20, 2014 @ 16:57:59
Penuh kenangan tempatnya π
Jun 30, 2015 @ 11:04:18
Cinta kepada alam dan kehidupan bersemi dari Rumah Jingga.