Internet merupakan teknologi dahsyat yang diciptakan untuk menghadirkan komunikasi-komunikasi baru. Berbicara mengenai banyak hal. Memuat informasi yang kita butuhkan. Teknologi ini memuat banyak kejutan. Dari sini juga hadir beberapa media social yang juga memuat bentuk komunikasi baru. Tak harus bertemu, tak hanya mendengar suara, tapi bisa saling berkomunikasi meski hanya lewat tulisan.

Bagi saya pribadi, awalnya internet adalah bentuk teknologi aneh yang tak ramah perempuan. Seringkali saya mendengarkan beberapa berita tentang kejahatan pada perempuan yang berawal dari komunikasi di dunia maya. Ngeri juga membayangkannya. Hingga pada suatu ketika, pekerjaan membawa saya untuk menyelaminya. Dan yang saya dapatkan, jauh dari apa yang sempat saya pikirkan. Ya, semua memang kembali pada kebutuhan. Bila kita memanfaatkannya sesuai dengan batas kebutuhan, maka tak akan pernah ada kejadian buruk yang terjadi. Sama halnya dengan pemanfaatan sumber daya alam, wajar dan sesuai dengan batas kebutuhan.

Perempuan dan Internet

Photo by Bang Faisal Korep. Lokasi di rumah kontrakan adek saya (Rudi Hartono) sambil menemani karantina adik-adik calon anggota pencinta alam yang hari ini mau masuk hutan 🙂

Seiring perkembangan waktu, dunia maya tak lagi disesaki kaum adam. Banyak perempuan kreatif yang memanfaatkannya sebagai wadah positif. Mereka yang gemar menulis, memanfaatkan beberapa media social yang menyediakan layanan untuk itu. Mereka yang suka motret pun tak mau kalah. Mereka yang hobi membuat beberapa kerajinan tangan juga mengaktualisasikan karyanya lewat internet. Mereka yang suka memasak pun tak mau ketinggalan kesempatan untuk berbagi resep. Banyak lagi hobi dan info yang ingin dibagi. Ini karena daya jangkaunya yang luas dan bisa diakses dengan mudah. Bukan di tataran lokal saja, tapi juga ke luar negeri. Apalagi dengan semakin maraknya bisnis online dan menjamurnya online shop. Banyak kaum hawa yang memanfaatkannya sebagai ajang untuk menekuni bisnis rumahan. Ini bukan hanya masalah gender. Bukan pula sebuah tuntutan bahwa perempuan ingin selalu ada di ranah manapun. Saya bukanlah seorang penganut feminism garis keras, tapi percayalah semua ini adalah masalah aktualisasi karya yang ingin disampaikan. Bahwa perempuan juga butuh hadir di ranah dunia maya. Bahwa ruang-ruang di dunia maya itu juga butuh diisi oleh perempuan.

Canggihnya perkembangan teknologi khususnya di dunia maya membuat segala yang tak mungkin menjadi mungkin. Termasuk kebutuhan untuk berserikat dan berkumpul dalam sebuah komunitas. Sekalipun di dunia maya, semuanya bukanlah hal yang mustahil. Komunikasi tetap terus berjalan dan tetap saling berbagi. Komunitas perempuan di dunia maya yang saya ikuti adalah KEB (Kumpulan Emak Blogger). Didasari atas kebutuhan untuk saling berbagi, komunitas tersebut ada. Kumpulan Emak Blogger lebih menitikberatkan aktifitasnya di dunia blogging, semua membernya wajib punya blog. Kami bisa berbagi dan share tentang apapun. Tentang semua yang memang layak untuk dibagikan. Adakalanya memang kita membahas seputar dunia perempuan, parenting, berpartisipasi memberikan bantuan korban bencana alam, atau mungkin hanya sekedar berbagi tulisan tentang kedai kopi dan resep masakan. Bagi kebanyakan orang mungkin apa yang kami lakukan hanyalah remeh temeh tak penting. Tapi bagi kami, ini suatu kebutuhan. Kebutuhan untuk saling berbagi dengan sesama perempuan. Mungkin akan terlihat ekslusif, tapi untuk sebuah kebutuhan bukankah kita perlu tempat yang tepat? Dan saya rasa ini bukanlah sebuah ekslusifitas. Bukan pula masalah gender. Dan tak melulu tentang feminisme. Ini hanyalah karena kami merasa bahwa ini adalah sebuah kebutuhan. Kebutuhan untuk berbagi.

Kumpulan Emak-Emak Blogger