Ini adalah masa-masa yang paling saya ingat. Sewaktu kecil, saya suka sekali membaca. Dalam setiap kesempatan, selalu saya gunakan untuk membaca. Meskipun dimanapun dan dalam keadaan apapun. Bahkan terkadang saya membaca dalam posisi tidur. Melihat itu, Ibu selalu membuatkan saya jus wortel. Agar mata saya selalu sehat, katanya. Terkadang sayur-sayuran yang mengandung wortel. Uhh, betapa sedihnya saya waktu itu ketika bertemu dengan mahluk bernama wortel. Tapi meskipun Ibu selalu memaksa saya sekuat tenaga, saya tak pernah mau memakannya. Saya bahkan hampir selalu menangis bila menjumpai mahluk wortel itu di menu makanan saya. Uhhh, tapi terkadang saya merasa berdosa sekali sama Ibu. Yang sudah bersusah payah membuatkannya. Untuk menyenangkannya, saya bahkan selalu membuangnya di bawah jendela. Suatu ketika, Ibu memahami putrinya yang aneh ini dan tak pernah memaksa lagi.

Pernah saya sambil menangis dan meratap padanya, “Bu, aku takut makan wortel. Aku benci makan wortel. Ibu jangan marah ya!”

Lalu Ibu berkata, “Tak apa-apa Nak. Dari dulu Ibu tahu kalau kau tak suka wortel. Tak usah takut”

Saat itu saya baru memahami bahwa ketika tidak ada lagi yang bisa memahami saya, hanya Ibu -lah satu-satunya tempat untuk berlabuh. Melabuhkan segala resah. Ya, ini memang kadang sulit dipahami dan dideskripsikan dengan nyata. Tapi yang pasti, makna dari cinta dan kasih Ibu tak kan pernah dapat kita temui di kamus manapun di seluruh dunia ini…

image