Kopi,minuman beraroma khas dengan warnanya yang hitam pekat ini selalu identik dengan dunia para penulis. Keduanya selalu berhubungan erat. Kandungan caffeinnya yang tinggi mampu meningkatkan kinerja psikomotorik yang mengakibatkan tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi.
Bagi saya, kopi merupakan sebuah minuman dengan keajaiban yang luar biasa. Saya pribadi megenal kopi sejak kecil. Semenjak kecil, saya suka duduk di pangkuan Bob (panggilan untuk Bapak saya) sambil menemani beliau menonton sepak bola. Menyerecap kopi pahit dan kental milik beliau. Dari sana juga saya mulai menghubungkan kebiasaan Bob menulis sambil minum kopi.
Bob, adalah seorang jurnalis. Saya seringkali mengamati kebiasaan beliau ketika mengetik berita. Selalu ada secangkir kopi pahit kental di samping mesin ketiknya. Sesekali waktu beliau menulis cerpen dan juga puisi. Selalu ada yang setia bertengger di samping mesin ketiknya. Secangkir kopi pahit.
Suatu ketika, tiba-tiba tak terdengar suara gaduh mesin ketik, saya melongok ke ruangan Bob bekerja. Tak ada Bob disana. Hanya ada secangkir kopi yang tinggal ampasnya dan kertas yang baru terisi seperempatnya terongok di mesin ketik. Ah, kopinya habis. Tiba-tiba muncul Ibu membawakan secangkir kopi mengepul ke ruangan tersebut. Tak berapa lama, Bob kembali ke ruangan itu dan kemudian ramai suara mesin ketik itu kembali memenuhi rumah kecil kami. Alam bawah sadar saya semasa kecil mengaitkan sebuah fakta. Bahwa, penulis itu harus minum kopi. Kalau tidak ngopi, nggak bisa nulis.
Pernah saya menanyakannya pada Bob, tentang teori asal-asalanku. beliau hanya tertawa. Menurutnya, kopi bisa membuat kita bertahan untuk selalu menulis dalam kondisi apapun. Saat minum kopi, banyak ide di kepala. Ide adalah hal penting dalam menulis. Begitu penjelasan Bob kepadaku.Semua penjelasan Bob, seolah menjadi sugesti tersendiri di benakku sewaktu kecil. Entahlah, semua itu berjalan sampai saat ini.
Bob dan Kopinya
Kopi seolah menempati ruang khusus di hati Bob. Terlepas dari segala teori yang pernah Bob utarakan, kopi memang memiliki maanfaat yang begitu luar biasa. Selain sebagai pengendur syaraf yang tegang, caffein dalam kopi juga bisa mencegah serangan jantung. Karena tetap dalam kondisi yang terjaga, konsentrasipun menjadi maksimal. Mungkin itulah sebabnya kenapa kopi selalu dekat dengan dunia penulis. Menulis membutuhkan konsentrasi penuh untuk menuangkan ide-ide yang ingin dituliskan. Kadangkala ide membutuhkan konsistensi yang cukup memakan banyak waktu. Kopi lah yang selalu setia menjaga penulis untuk tetap bertahan begelut dengan ide-idenya.
Mari ngopi dan terus menulis π
Tulisan ini disertakan pada GA Lisa Gopar “Penulis dan Kopi“
Apr 20, 2013 @ 17:47:52
Duh, tentang Kopi lagi.
Seharian ini blogwalking banyak banget yang bahas tentang kopi.
Kopi sepertinya memang sangat ‘berarti’ bagi banyak orang ya.
sayangnya, saya tidak masuk dalam kumpulan pencinta kopi.
Maklum saya enggak cocok dengan Kopi, sepertinya PDKTnta yang kurang. hehe,
sekali ngopi biasanya badan jadi pegal2 meriang dan mules. hehe.
Tapi kopi keren koq. bisa jadi inspirasi banyak orang π
Best rgds,
Nenden π
Apr 20, 2013 @ 22:51:00
pantesan mbak prit pintar menulis ternyata bapaknya juga penulis ya
Apr 21, 2013 @ 00:25:04
Barusan mau komentar sama, Mbak hehehe
Ternyata ada darah keturunan hehehe
Apr 21, 2013 @ 00:25:40
kopi: kolaborasi pikiran dan kafein hehehe..mantap! aku juga suka kopi!
Apr 21, 2013 @ 00:26:16
Dan tidak semua orang yag enulis itu harus minum kopi π
Kopi malah jadi musuh saya, karena kalau minum kopi gak bisa tidur sampai ke pagi. Lah ini gak ngopi aja gak tidur2 π
Sukses ngontesnya ya, Mba Hana π
Apr 21, 2013 @ 00:59:19
Woow Bob nya Metaaal π
Kapan2 ngopi bareng Bob ahh kalo ke Jember
Apr 22, 2013 @ 08:14:54
Terima Kasih Partisipasinya
Good Luck π
Salam,
Lisa Gopar