Sekilas senyum khasnya tak asing lagi untukku. Ya, senyum manis itu memang hanya milikmu. Gaya tomboi itu juga milikmu. Wajah dengan bintik bintik merah jerawat dan mata sipit itu juga milikmu. Perempuan tangguh dengan sejuta petualangan dan mimpi itu adalah kamu. Qiqi. Cewek metropolis yang entah tersesat atau apa, tiba tiba memilih untuk berkuliah di daerah kecil ini. Dengan latar budaya, dan bahasa keseharian yang sangat jauh dengan kota kelahirannya.

Gayanya yang konyol dengan medok bahasa yang berbeda, membuatnya selalu terlihat mempesona di sekitar kami. Merupakan daya tarik tersendiri untuk ku. Seperti mendengarkan kicauan burung di alam bebas. Ah, indahnya…

“Mau kemana Qie?”, tanyaku

“Ke Rinjani Mbak. Besok berangkat. Paling sekitar 2 minggu aku di sana. Sekalian mau lihat perkampungan suku sasak disana. Hehe…”, jawabnya seraya memasukkan barang ke tas carier berwarna merah setinggi 1 meter itu.

“Ah, enaknya… Hati-hati ya, jangan lupa oleh-olehnya”,ucapku menerawangkan mimpi untuk menggapai ke tempat yang akan kau tuju.

Terkadang aku berpikir, betapa mudahnya dirimu bermimpi dan mewujudkannya. Berbeda jauh denganku. Aku bahkan takut untuk bermimpi dan berusaha sekuat tenaga untuk tak bermimpi. Karena aku takut kecewa, tatkala aku harus mengubur dalam dalam mimpi dan harapan harapan itu. Semoga sayapmu tak pernah lelah untuk terbang menggapai semua mimpi mimpi itu.

“Wah, aku pengen ke Ranu Kumbolo ah…”, ucapmu tiba-tiba sebelum tidur.

Dan beberapa hari kemudian, kamu benar benar berangkat kesana. Menikmati tidur di rerumputan, menyaksikan matahari dan bintang begitu dekat dengan mata. Ah, memimpikan untuk berangkat kesana saja aku ketakutan. Tapi kau sudah ada di sana, bercengkrama dengan angin dan kabut yang memang kadang tak ramah. Hmm…

“Ke Jogja yuk…!!”, ucapmu tiba tiba…

Besoknya, pukul 05.00 WIB kamu sudah ada di atas kereta yang siap membawamu kesana. Ya, begitu mudahnya kamu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Kalau sudah begitu, aku hanya bisa menikmati foto foto petualanganmu yang diunggah di facebook. Kau seolah-olah bercerita lewat fotomu. Aku menikmatinya, melihatnya satu persatu. Bahkan ekspresi wajahmu dengan detail detail jerawatnya pun tak luput dari perhatianku. Semoga kelak kau bisa membukukan kisah kisah petualanganmu, dan aku berharap aku yang membacanya pertama kali. Hehehe…

Begitu banyaknya kotak imajinasi yang kau bawa dari alam bebas. Berikan padaku kotak imajinasi itu. Agar imajinasiku tak terbelenggu oleh imajinasi ciptaan dalam sebuah kotak yang bernama televisi. Biar aku benar benar bisa menulis dengan nyata, bagaimana kokohnya puncak Rinjani, bagaimana indahnya deburan pantai pantai yang kau kunjungi. Karena, aku butuh mengunjungi suatu tempat untuk memunculkan imajinasi dan inspirasiku untuk tetap menulis. Ya, biar aku bisa terus menulis dan menulis.

Qie, titip mataku ya. Bawa kemanapun kau berpetualang. Bawa ke tempat yang indah. Memandang matahari terbit dan teggelam dengan begitu dekatnya. Bawa telingaku turut serta mendengarkan suara kicau burung, debur ombak dan sepoi angin. Atau sekedar mendengarkan riuh kota dengan sudut pandang yang berbeda. Ada yang mau nitip mata dan telinga pada sahabat saya? Hehehe…

Nb : Ini beberapa foto petualangan sahabat saya yang saya ambil dari Facebooknya. Qiqi juga bisa ditemui di sini. Selamat menikmati…

Petualangan QiQi

QiQi si Petualang