Ini adalah kisahku. Tentang hidup, cinta, dan keajaiban harapan. Aku beruntung karena dikaruniai kisah-kisah hidup yang menurutku indah. Berbahagialah orang-orang yang memiliki kisah, karena itu adalah sumber inspirasi terluas dalam hidup. Beruntunglah bagi orang-orang yang memiliki kisah, karena dari itulah akan tercipta karya-karya besar. Aku mengutipnya dari dialog film Taiwan favoritku.
Ah, rasanya begitu bahagia membaca kutipan tersebut. Semua orang yang membacanya pasti akan menyadari bahwa kisah hidupnya begitu hebat dan layak dijadikan suatu karya dan dinikmati banyak orang. Bukan berarti kita mengeksploitasi ( baca membuka aib ) kisah hidup kita pada banyak orang. Banyak sisi positif yang dapat kita ambil, tak semuanya buruk dan menyebalkan. Siapa tau, kisah kita bermanfaat dan menginspirasi banyak orang.
Ini hanyalah sebuah prolog, untuk memudahkan kita masuk lebih dalam. Menyelami setiap kata dan hurufnya, menelaah setiap makna dan rimanya. Bukan dengan teori, tapi dengan hati yang paling tulus. Berikan kesempatan pada kata untuk membelai kisah-kisah yang berserak…
Aku tak tahu darimana kisah ini berawal, tapi aku begitu menikmatinya. Sedari kecil, aku suka sekali menulis. Entah itu coretan-coretan kecil di sampul buku pelajaran, ataupun di sobekan-sobekan kertas. Menulis tentang kemarahan, kebahagiaan, kesedihan, dan tentang apapun itu. Menangis dalam tulisan pun sering. Karena seringnya mendapati bukuku penuh coretan-coretan yang tak ada hubungannya dengan pelajaran sama sekali, Bob memberiku sebuah buku. Bukunya bersampul hitam, kertasnya berwarna kuning dengan pembatas kain yang berwarna kuning juga.
Sekilas, tak ada yang menarik dari buku itu. Bob bilang, kalau ingin menulis sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran harus di buku itu. Ah, ternyata buku itu hanya untuk menulis buku-buku yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran. Bisa juga untuk corat-coret yang nggak penting. Dua tahun kemudian, aku baru tahu bahwa itu yang bernama buku harian. Dan setelah dua tahun itu, aku baru menyadari betapa istimewa dan berharganya buku itu. Tak peduli apapun warna dan bentuknya, aku menganggap buku itu sangat ajaib. Ya, setelah aku memiliki 3 buah buku seperti itu. Semuanya dari Bob. Dengan warna, dan bentuk kertas yang bermacam-macam tentunya. Setelah itu, setiap Bob memberikannya aku seperti mendapatkan sebuah kotak harta karun, yang siap kuisi dengan barang-barang berharga. Bedanya, barang berharga yang akan kuisi adalah kisah-kisah ajaib dan menakjubkan. Aku sangat bahagia…
Tahun demi tahun aku menulis dalam buku harian. Tak terhitung berapa banyak harta karun yang telah aku kumpulkan. Aku menyimpannya dengan rapi dan manis di dalam lemari buku pelajaranku. Kuberikan tempat paling istimewa untuk mereka.
Sampai akhirnya…
Aku memutuskan untuk tidak menulis lagi di buku harian. Berhentilah menulis buku harian, jika sudah ada yang membacanya tanpa sepengetahuanmu. Kembalilah menulis buku harian, jika kau sudah benar-benar tak punya teman untuk berbagi.
Dan aku memutuskan untuk menjadikannya sebagai episode terakhir. Episode dimana aku kembali lagi menulis dan memindahkan bentuknya kedalam rumah kecil ini untuk dibagikan dan dinikmati siapapun yang singgah…
Okt 28, 2011 @ 01:04:27
hehehee…buku harian pasti lebih pribadi dan penuh emosi..blog malah lebih seperti menikmati pengendapan dan menuangkannya dalam kata…
Nov 06, 2011 @ 22:56:55
Hehehe..
karena itu, biar nggak larut dalam emosi gak usah nulis buku harian mas
tapi cukup mengendapkannya disini..
suwun mas..
Okt 28, 2011 @ 04:31:07
Welcome back Prit, hiatusnya lama ya he..he..
Nov 06, 2011 @ 23:01:19
Iya Tante.. lagi sbuk akhir2 ini..heheh
makasih banyak ya Tante…
kangennn
Okt 28, 2011 @ 04:35:59
memang menyenangkan punya kisah yg dapet dibagi ke orang lain. tapi kalo sedih gimana?
Nov 06, 2011 @ 23:08:00
Kalaupun itu sedih, pasti ada hikmah yang bisa diambil mas..
hehehe..
Makasih banyak ya mas..
Okt 28, 2011 @ 07:27:55
Akhirnya muncul juga tulisannya,, sepakat sama Mas Nanda, seprtinya buku harian itu lebih privasi dari pada blog,…
Nov 06, 2011 @ 23:29:52
Iyaaaa,,aku datang..hehehe
Okt 28, 2011 @ 09:22:43
saya ga pernah bikin buku harian.. 😀
dan akhirnya bisa menikmati kembali coretan2 di rumah kecil ini.. 😀
Nov 06, 2011 @ 23:37:42
Hehehehe..Alhamdulillah mas akhirnya bisa nulis lagi… Welcomeeee
Okt 28, 2011 @ 13:55:06
aku punya blog dan aku masih punya buku harian
ada banyak hal yang tidak bisa kuungkapkan di blog dan hanya bisa kuungkapkan di buku harian
seringkali doa-doa juga kutulis di sana, mungkin aku menganggapnya rahasia antara aku dengan Tuhan saja.. 🙂
entahlah…
Nov 06, 2011 @ 23:50:42
aku juga punya blog privasi mbak..yang sengaja tak pake buat buku harian..hehhe..
kadang aku juga mengisinya dengan do’a-do’a..
makasih ya Mbak…
Okt 28, 2011 @ 16:23:23
Terus menulis Prit,,
Nov 06, 2011 @ 23:59:12
Iya Mase..
Makasih…
Okt 28, 2011 @ 23:53:40
kISAh dari hati yang terdalam tentunya….
🙂
Nov 07, 2011 @ 00:16:00
Hehehehe.. iya Mbak..
makasih ya Mbak..
Okt 29, 2011 @ 08:21:24
kalau sheno sih nulis buku journal tetep, tapi ngeblog juga lanjut. di blog lebih sering berkarya ketimbang cerita, biar ceritanya tersimpan utuh di journal aja 😀
Nov 07, 2011 @ 00:34:46
Wah keren nih…
kisah hidup di taruh di jurnal..
sukses selalu yah…
Okt 31, 2011 @ 22:14:30
Hemhemhem….nggak bisa bilang apa-apa.sbenarnya inti dr kisah ini….cm mau ngasih tau tntng makna berbagi n brsosialisasi….tp pmbaca dbawa muter2 dulu smpe pmbaca terpukau banget ama kisahnya.KERE ^_^
Nov 07, 2011 @ 00:38:35
aw..aw..aw..
makasih banyak ya simsa..
kapan nih bikin blog, tulisanmu kan bagus..
kutunggu ye..
Okt 31, 2011 @ 22:25:28
Aih….asli tulisan KERE ntu kurang N
maksudnya KEREN mbak’e 🙂
*gara2 trpukau smpe2 g fokus nulis komennya.hehehehehe
Nov 07, 2011 @ 00:40:47
Iya simsa..aku tau kurang N
hahahahha..
makasih ya say
Nov 02, 2011 @ 10:15:18
kangen deh…^^
Nov 07, 2011 @ 00:44:05
Hiks..hiks..aku kangen pisan mbak Mputtt
Nov 03, 2011 @ 13:05:57
Eh itu buku harian jangan dibakar, simpan terus, bisa jadi hiburan di masa depan.
Nov 07, 2011 @ 00:56:31
hehehe..
ndak koq mas Asop.. ndak bakal dibakar
biar bisa dibaca2 di waktu yang akan datang..
makasih ya mas..
Nov 15, 2011 @ 15:31:06
menulis buku harian itu selalu seru..
apalagi membacanya kembali..
seperti menelusuri lorong waktu kehidupan.. 🙂
Des 01, 2011 @ 11:24:03
#ini jejakku, mana jejakmu..
salam kenal sbelumnya, trus apa kabar kisahmu? masi disimpan di buku harian lagi?