Masih dengan malam dan dinginnya yang merapat. Mencengkeram kerongkonganku. Sesak dan sumpek. Seperti sungai yang dijejali jutaan ton sampah. Tak bisa berteriak, ataupun hanya sekedar mendesah parau. Seperti pohon-pohon yang kaku menunggu giliran tuk mati secara paksa. Menyerah pasrah pada raungan gergaji, mata kapak, atau alat-alat pencabut nyawa sejenisnya.
Malam masih dengan angkuhnya, tak pernah mau menyapa. Meskipun hanya sekedar say hello. Malam masih kaku. Kaku dengan segala gerak yang membatasinya. Ah, bulanpun tak memberikan senyumnya untukku. Hanya berkerudung pucat di balik awan. Malam, kapan kau tersenyum ramah untukku (lagi)? Malam, tunjukkan keajaibanmu kepadaku? Agar aku bisa menari denganmu, melayang dari satu bintang ke bintang yang lain. Dengan sayap yang terbuka lebar, membawa serta siapa saja yang ingin ikut.
Malam itu parah, seperti romantisme masa lalu yang indah namun membebani. Ah, seperti apakah seharusnya kita memperlakukan kenangan? Apakah harus menjadikannya seperti itu tanpa memberi kesempatan pada kita untuk mencoba meraihnya (lagi) dengan cara kita sendiri? Apakah harus selalu beromantisme dengan masa lalu?
Malam itu… Gersang, tandus dan meresahkan. Dipenuhi hawa panas dan gerak musim yang kerontang. Merindukan butiran keramahan. Merindukan hijau yang tersenyum seperti gemintang. Seperti angin yang ramah menerbangkan layang-layang milik anak kaum buruh.. Kapan musim damai itu tiba? Sementara sampai sa’at ini, musim tak lagi setia pada haluannya. Terkadang tersesat. Terkadang saling bertukar tempat. Bahkan terkadang melebur menjadi satu. Ah… Musim,kapan kau akan pulang dengan benar kerumahmu? Biar kita tak perlu berteriak bila kau tersesat…
Malam itu, menyesatkan. Menelan ribuan bintang di balik langitnya yang hitam dan congkak. Membuat jutaan nelayan hilang dalam ketakpastian. Bingung memegang kendali perahu yang dimainkan angin. Arah semakin membabi buta, dikacaukan oleh langit yang tak jua membuka tabir congkaknya. Tuk sekedar membuka cahaya bintang penujuk arahnya untuk para nelayan.. jutaan nelayan terengah-engah, hilang dan tenggelam dilarung ketakpastian..
Setelah kubaca dan terus kubaca, malam masih dingin, kelam, dan menyesatkan.. Akhir dari kisah monolog ini adalah elegi yang tak pasti. Karena kepastian yang sebenarnya adalah tentang ketakpastian itu sendiri…
Jul 13, 2011 @ 04:08:53
Sendiri membaca malam.. dan malam pun membaca apa yang kita renungkan..
Puh tulisane reeeek, nyastra..
Jul 13, 2011 @ 12:34:14
oyi sam.. mantap…
Jul 18, 2011 @ 18:02:04
hehehe..
ah mas Bro bisa saja
kan tulisannya mas Bro juga banyak yg nyastra..
makasih ya mas..
Jul 13, 2011 @ 06:04:25
seperti apakah kita seharusnya memperlakukan kenangan??? #mikir…
aku pun blom tahu..
Jul 18, 2011 @ 18:19:52
hehehe..
saya juga masih mencari mbak..
yuk kita sama-sama mencari jawabannya
makasih ya mbak..
Jul 13, 2011 @ 09:49:14
abott bahasane arek satra, sulit untuk ditafsirkan apalagi malam hari..merenungkan isinya saja wes,,hehehe
Jul 18, 2011 @ 18:27:43
bacanya sambil mimik kopi lanang aja mas..
dijamin seru deh…
hehehhe
suwun ya mas
Jul 13, 2011 @ 11:46:43
Hmmm….
Menulis dan membaca tulisan ini cocoknya saat bersantai…. biar terasa … 🙂
Jul 18, 2011 @ 18:30:37
heheheh..
makasih banyak mbak Zee
menikmatinya sambil minum teh susu kah?
Jul 13, 2011 @ 14:24:44
aduh Gusti…..indah nian tulisan iniii….
Jul 18, 2011 @ 18:39:11
makasih banyak mbak..
tulisannya mb TTjuga bagus kog mbak
Jul 13, 2011 @ 15:12:24
Malam selalu menunggu untuk dibelai dengan pendar bintang dan bias candra, menyanyikan lagu bersama binatang malam dan dekapan sang dingin
tulisan yang indah banget nich…saya baca di siang hari…hingga terik tak terasa, terbawa dalam sejuk diksi yang indah
Jul 18, 2011 @ 18:42:46
terima kasih banyak Bli..
sudah menikmatinya dengan ikhlas..
Jul 13, 2011 @ 15:26:54
Malam oh malam, kalau malam saya biasanya tidur 😆
Jul 15, 2011 @ 15:24:42
kalau saya kerja setiap malam samapai pagi ;P
salam dari http://www.mizzu.net
Jul 18, 2011 @ 18:43:52
hehehe
saya juga kadang tdr koq mbak..heheheh
makasih ya mbak
Jul 18, 2011 @ 18:57:00
@Sealkazz MiZzu : hehehhe.. wah, ngeronda dong ms..salam kenal ya ..
Jul 13, 2011 @ 22:57:29
jgn membaca dalam malam sebab pasti ‘kan kelam.. Sebaiknya malam itu bersemayam… Tulisanmu indah bak pualam 🙄
Jul 18, 2011 @ 18:58:24
hehehehe..
makasih banyak ya ms…
Jul 13, 2011 @ 22:58:48
menyapa di malam hari…
selamat malam mba… 😀
saat malam mencapai puncaknya, ingin ku bermesraan dengan-Nya….
Jul 18, 2011 @ 18:59:43
makasih banyak ms
komennya indah dan menyejukan ms…
selamat malam,,,
Jul 13, 2011 @ 23:28:24
Wah kita memang sama-sama makhluk malam..
Hhehehee
Jul 18, 2011 @ 19:02:37
hehe..
iya ms, sama-sama ngeronda ya
Jul 13, 2011 @ 23:28:54
prit… priit… kamu nyanding opo e prit kok bisa bikin tulisan bagus kek gini? keren.
apa gara-gara disentil sama romantisme kenangan?
*mengutip bagian ini:
seperti apakah seharusnya kita memperlakukan kenangan?
kenangan bermanfaat sejauh ia memberi pelajaran bagi masa depan.
learn for yesterday, live for today and hope for tomorrow… begitu katanya
🙂
Jul 18, 2011 @ 19:17:12
hehe..
nyanding kopi mbk..
makasih banyak mbake..
sepakatttttttttttttttt
Jul 14, 2011 @ 06:17:31
maksudnya mau membaca malam yang buat mbatik itu mba? 😀
Jul 19, 2011 @ 12:11:44
hehehehhe..
iya mbak,,membaca malam dan membatik malam
heheheh
Jul 14, 2011 @ 09:53:48
tapi malam juga selalu kurindukan datangnya …untuk melepas lelah dan penat karena rutinitas yang menjerat…
malam juga begitu indah …ketika hati bermunajat melepas semua rutinitas dunia untuk mendekatkan diri kepada Illahi Rabii…
Jul 19, 2011 @ 12:13:10
Ya Ummu, sa’at yang tepat untuk lebih dekat dengan-NYA..
makasih Ummu
Jul 14, 2011 @ 14:35:16
Terminologi ini membuatku pusing 7 keliling…. 😀
Salam lestari
Jul 19, 2011 @ 12:13:49
jangan dibuat pusing mas,
heheheh
lestari…
Jul 14, 2011 @ 17:23:47
Prit.. *aku tertegun*
mencoba membelai diksi indahmu, aku terhanyut sampai lupa pijakan, aku serasa dipermainkan kenangan dalam ketidakpastian..
ya, kedidakpastian adalah ruh dari ketidakpastian itu sendiri, dan mereka selalu menyesatkan..
heleh.. iyha kok ikut2an nyastra sih.. (kalah jauh sama Prit) hehe…
apik prit..
Jul 19, 2011 @ 12:32:45
aduh..aduh..
mbake..
puitis banget komennya..
hihihihi
makasih banyak ya mbak..
Jul 14, 2011 @ 18:15:45
kepastian yang sebenernya ttg ketakpastian itu sendiri? hehe..malah bingung
Jul 20, 2011 @ 10:15:36
iya mas, bahwa sbnrnya sesuatu yang pasti itu adalah sesuatu yang malah sebenarnya tak pasti…heheheh
Jul 14, 2011 @ 23:27:15
pengen nanya mbak arti kata – kata “Karena kepastian yang sebenarnya adalah tentang ketakpastian itu sendiri…”
makasih
Jul 20, 2011 @ 10:22:20
hehe..
bahwa sesuatu yg tak pasti itu sebenarnya adalah pasti
begitupun sebaliknya..
makasih ya ms..
Jul 15, 2011 @ 00:07:21
Suka dengan tulisan ini.
Aku menangkap keadaan malam yang pedih ditulisan ini. Ada apa dengan malam malam mu, adakah ia menghadirkan luka ?
Tapi tenang saja, toh hari hari yang kita jalani bukan hanya malam.
Salam.. .
Jul 20, 2011 @ 10:25:13
hehehe..
makasih ya ms..
hidup yang kita jalani bukan hanya malam hari
dan malam yg kita jalani tak selamanya mendung
pasti ada geliat bintang dan rembulan yg ingin menemani
makasihhh
Jul 15, 2011 @ 11:29:10
Pembacaan malam yang luar biasa
Larut aku di dalamnya…
Ohya, ada hajatan kecil neh….
Dalam rangka menyambut bulan suci, dibagi buku “Dahsyatnya Ramadhan”. Bagaimana caranya? Silakan klik:
http://amazzet.wordpress.com/2011/07/14/290/
Jul 20, 2011 @ 10:29:00
makasih banyak ms infonya, saya sudah berpartisipasi..
hhehhehe
Jul 15, 2011 @ 15:04:39
so romantic
Jul 20, 2011 @ 10:31:18
hahahaah..
thankyou mbak jul
Jul 16, 2011 @ 11:52:33
Namun malam membelaiku dalam lena, untuk kesegaran esok hari tuk menuju hari yang lebih baik. Salam kenal dari kota Solo
Jul 20, 2011 @ 10:35:41
makasih mas,,salah juga dari kota kecil jember
Jul 17, 2011 @ 08:58:03
Dan di penghujung malam itu…
aku rubuh di ujung sajadah… 😀
*minjam puisi narablog lain*
Jul 20, 2011 @ 10:37:35
semoga malam selalu menghadirkan suasana yang damai untuk mengingat-Nya..makasih mbak Akin
Jul 19, 2011 @ 17:09:56
Wah wwahhh wahhh mantaf banget nih kata kata nya yah
i love it’s info cool
Jul 20, 2011 @ 12:57:13
terima kasih banyak mas..
salam kenal ya
Jul 19, 2011 @ 19:43:01
Waduh.. baca lagi deh… kok nggak mudeng..
*mesti deh lemotnya kumat klo berhadapan dgn tulisan sastra*
hehehe,,,
jadi ngebayangin malam hari dgn segala keindahannya nih…
Subhanallah…
Jul 20, 2011 @ 10:43:36
heheheheh..
aduh, maaf mbak kalau bikin nggak mudeng
makasih banya ya mbak..
heheheh
Jul 27, 2011 @ 12:54:46
entah bagaimana, saya lebih senang pada malam dibandingkan siang
tapi anehnya, terkadang siang lebih malam dibandingkan siang itu sendiri, termasuk dibanding hidup. hehehhe
Agu 03, 2011 @ 15:23:22
aku seneng banget tulisan2 sastra kayak gini, saluut deh mbak, aku juga sering berbincang dg malam, hehehe