Akhirnya, saya bisa menuntaskan lanjutan dari postingan saya beberapa sa’at yang lalu Petung Sewu dan Episode Terlarang. Namun episode yang tertunda ini lebih banyak foto yang memang saya janjikan dulu. Selamat menikmati…

Susana Pelatihan

Susana Pelatihan

Ini dia suasana pelatihan di Petung Sewu. Selain di dalam ruangan, kita juga melakukan observasi di luar ruangan. Observasinya adalah melihat lutung-lutung yang baru di tangkap dalam kasus perdagangan liar. lutung-lutung itu masih diisolasi dalam kandang tersendiri sebelum digabungkan dalam kandang yang lebih besar.

Rupa-Rupa...

Rupa-Rupa...

Gambar nomer 1 adalah sebuah instalasi yang ada di Petung Sewu Malang. Menggambarkan sebuah konsekuensi jika kita melakukan perdagangan liar terhadap satwa-satwa yang dilindungi. Selain itu, juga mengajak kita untuk berpikir, bagaimana rasanya seandainya kita berada di dalam sana? Apakah akan sama rasanya jika kita yang meletakkan seekor kera di dalam sana? Untuk gambar 2 merupakan keterangan yang menjelaskan keanekaragaman yg ada di sana. Nah, gambar yang nomer 3 itu adalah lutung yang sedang memeluk bayi lutung berusia sekitar 1 minggu. Dan ternyata, bayi lutung kalau baru lahir itu rambutnya (dalam istilah binatang mamalia memakai kata rambut, bukan bulu) berwarna jingga.

Aneka rupa makanan...

Aneka rupa makanan...

Ini dia makanan yang saya ceritakan itu. Selama pelatihan, kita hanya disuguhi makanan yang selalu ada sayuran mentahnya. masih seger-seger pula. Saya sih menaikmatinya, tapi berbeda dengan seorang kawan saya yang tidak suka sayur. Mukanya selalu cemberut ketika jam makan dimulai. Dan piringnya adalah satu-satunya piring yang tak berwarna, karena yang lainnya berwarna-warni gitu, hahaha. Nah, ketika perjalanan pulang, kita sempat mampir di stasiun bangil dan lihat apa yang saya temukan untuk sarapan pagi. Cumi-cumi bumbu pedes yang disajikan dengan nasi anget plus es jeruk seger. Hmm, rasanya nikmat sekali. Selain itu, harganya juga murah meriah. Semuanya dipatok Rp. 5000 sama es jeruknya juga.

Masih di PWEC

Masih di PWEC

Hahaha.. jangan kaget.. Ini bukan patung selamat datang di PWEC. Ini adalah saya yang sedang berpose tepat di bawah plang bertuliskan “Anda memasuki kawasan bebas sampah plastik”. Nah, foto yang kedua itu masih di PWEC juga namun dengan pose kesayangan saya, dari belakang. hehehe…

Di Batu Night Square Malang

Di Batu Night Square Malang

Setelah pelatihan usai, kita sempatkan untuk berjalan-jalan di Batu Night Square Malang. Setelah usai berkeliling dan puas naik becak terbang, kita karaokean,hehehe. Ah, ada satu pose saya yang nyelip di sana…Hahahaha…

Lampu-Lampu di Batu Night Square Malang

Lampu-Lampu di Batu Night Square Malang

Gambar di atas adalah gambar lampu-lampu gantung di Batu Night Square yang sempat saya ambil dari lantai dua. Alangkah indah dan warna-warninya..

Di Stasiun Bangil...

Di Stasiun Bangil...

Bagi saya, stasiun merupakan tempat yang indah. Gak tau kenapa saya suka sekali dengan gaya klasik kebanyakan stasiun. Menurut saya, stasiun adalah tempat untuk menunggu. Menunggu oergi dan menunggu datang. Pergi mengejar impian dan datang menjemput impian.

Menunggu pergi...

Menunggu pergi...

Gambar di atas adalah sebuah episode perjalanan pulang ke jember. Tempat favorit saya ketika naik kereta api adalah di samping pintu. Selain bisa ‘inguk-inguk‘ melihat pemandangan keluar, hawanya juga seger, asal jangan duduk di dekatnya toilet. Hahahaha…

Sekian dulu sebuah episode yang tertunda ini. Semoga foto-foto ini bisa menjadi media pengingat yang manis.