Ekspedisi Waktu

Ekspedisi Waktu

Waktu terus berganti, dan kita berubah di dalamnya. Seperti halnya hidup, selalu berputar sesuai dengan jalan yang telah ditentukan. Dalam pergantian waktu dan perputaran hidup selalu disediakan ruang dan celah untuk kita berproses. Berproses  memaknai kesalahan dan menuju pada titik kebenaran. Bukan kesempurnaan, karena tak ada sesuatu yang benar-benar sempurna. Semua itu dikemas dalam suatu rangkaian dimensi waktu yang sangat indah. Dengan keteraturan datangnya siang dan malam yang begitu luar biasa.

Kita tak kan pernah tau apa yang akan terjadi 1 menit atau bahkan 10 detik yang akan datang, tapi kita tahu apa yang telah kita lewati. Dengan bahasa sederhananya, kita tak akan pernah tahu akan masa depan kita seperti apa, kita hanya bisa melihat sa’at sekarang dan masa yang telah lampau, karena semua itu telah terjadi. Kita hanya bisa berspekulasi, kadang pula melontarkan sebuah prediksi yang belum tentu bisa kita buktikan keakuratannya. Bisakah kita memprediksi, apakah bumi akan tetap berwarna hijau dalam dua hari kedepan? Setelah kita tahu apa yang terjadi dua hari sebelumnya.

Tak ada yang melarang kita untuk berspekulasi ataupun memprediksikan suatu hal, bahkan belum ada larangan untuk tetap memelihara harapan. Namun, ada baiknya kita memandang  situasi dan kondisi yang tepat sebelum kita membuat sebentuk spekulasi.

Dalam ekspedi waktu yang kita lakukan, kita pasti akan melewati ketiga hal tersebut. Pada urutan pertama adalah spekulasi. Secara sadar atau tidak kita pasti melakukannya. Memandang suatu hal dari sudut pandang kita tanpa didasari oleh apapun. Memang sedikit ekstrim, tapi itu merupakan serangkaian proses kita untuk memaknai sebuah kesalahan.

Setelah itu kita akan belajar memprediksikan suatu hal. Seperti halnya seorang komentator sepak bola yang bisa dengan lihainya memprediksikan hasil pertandingan, bahkan sebelum itu dimulai. Namun semua prediksi itu didasarkan pada data-data, tentang timnya, pelatihnya, riwayat juara, serta faktor-faktor pendukung lainnya.

Hal yang ketiga yang akan kita lalui adalah memelihara harapan. Dengan adanya prediksi-prediksi akan menimbulkan suatu harapan agar apa yang diprediksikan berhasil. Hal ini pasti kita lakukan. Ada usaha untuk menjaga agar bara semangat akan harapan kita tetap menyala. Ada usaha kita untuk tetap memelihara harapan itu sesuai dengan kadar dan tempatnya. Dan itu tak hanya berhenti pada sebuah pengharapan saja, ada usaha untuk mewujudkannya.

Spekulasi, prediksi dan harapan akan selalu ada dalam hidup. Namun, ada tiga hal yang membuat kita selalu hidup: menjaga, memelihara dan mewujudkan harapan. Ketiga hal tersebut akan seiring sejalan dengan ikhlas dan sabar.

Ini memang rumit, semoga kita bisa melakukannya. Selamat menikmati ekspedisi waktu, semoga kita masih terus berharap, menjaga, memelihara dan mewujudkan pengharapan tersebut agar kita selalu hidup. Semoga selamanya indah, dan selamat menikmati putaran rodanya…